Cari Blog Ini

Rabu, 21 September 2011

Mediasi antara manajemen dan buruh Freeport digelar di Jakarta

Sebuah pertemuan mediasi antara manajemen dan serikat pekerja PT Freeport Indonesia digelar di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta, Kamis (22/09).

Langkah mediasi yang sudah dilakukan untuk ketiga kalinya ini diambil untuk menyelesaikan sengketa soal upah yang mengakibatkan ribuan buruh tambang tembaga itu melakukan mogok kerja.

"Pihak manajemen berharap perundingan diteruskan sehingga perjanjian kerja bersama periode 2011-2013 dapat segera diimplementasikan," kata juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait, kepada BBC Indonesia.

Dalam pertemuan yang selain dihadiri perwakilan buruh dan pihak manajemen, hadir juga Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika itu sejumlah hal masuk dalam pembahasan.

"Yang dibahas adalah besaran upah yang adil dan wajar dan paket kompensasi lain untuk peningkatan kesejahteraan karyawan," lanjut Ramdani.

"Paket kompensasi yang ditawarkan ini, merupakan paket terbaik untuk karyawan non staff di Indonesia," klaim Ramdani.

Sementara itu, juru bicara Serikat Pekerja Freeport, Virgo Solossa, menduga dalam mediasi ini pemerintah akan menyarankan kedua pihak untuk kembali berunding.

"Tapi kami akan minta perusahaan memberikan angka yang pasti agar kami bisa berunding," kata Virgo.

Sengketa upah

"Yang dibahas adalah besaran upah yang adil dan wajar dan paket kompensasi lain untuk peningkatan kesejahteraan karyawan." Ramdani Sirait

Sekitar 8.000-an karyawan PT Freeport Indonesia melakukan aksi mogok kerja sejak 15 September lalu dan hari ini sudah memasuki hari ketujuh. 

Aksi mogok kembali dilakukan -setelah sebelumnya para karyawan sempat kembali bekerja pada pertengahan Juli lalu- karena perundingan soal tuntutan kenaikan upah menemui jalan buntu.

Para pekerja Freeport menuntut kenaikan upah dari US$1,5 atau Rp12.800 lebih menjadi US$3 atau Rp25.600 lebih per jam.

Pekerja menilai gaji mereka jauh dibawah standar gaji karyawan perusahaan itu di sejumlah negara lain yang mencapai U$15 atau Rp128.250 lebih per jam

"Konsep pandangan upah kami berbeda, kami punya konsep berdasarkan kondisi perusahaan. Sementara perusahaan menawarkan paket dengan mengacu pada pasar tambang di Indonesia dan mengacu pada inlflasi. Kami keberatan," kata Virgo Solosa beberapa waktu lalu kepada BBC Indonesia ketika serikat pekerja memutuskan untuk mogok kembali.

Virgo mengatakan jika dibandingkan dengan 14 perusahan tambang yang berada di bawah bendera Freport McMoran, maka upah karyawan PT Freeport Indonesia di Papua jauh lebih kecil.

Sebagai contoh, Virgo menyebutkan salah satu tambang di bawah PT Freeport McMoran yang berada di Amerika Utara dengan alokasi dana untuk upah pekerja mencapai sekitar 1,4 sen dari US$1 keuntungan perusahaan sementara di Kongo proporsinya adalah 0.98 sen untuk setiap US$1. by. www.bbc.co.uk

0 komentar:

Posting Komentar